Bug: Penyebab dan Solusinya
Apa sih bug itu? Pertanyaan tersebut dapat menghasilkan dua macam jawaban. Jika kamu bertanya ke orang awam, mereka pasti akan menjawab bahwa yang dimaksud bug adalah serangga.
Tapi jikalau pertanyaan itu kamu tanyakan kepada para programmer, jawabannya bukan lagi serangga.
Sebab, mereka akan mengatakan bahwa bug adalah kegagalan atau cacat yang menyebabkan adanya error pada suatu application software sehingga software yang dibuat tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Pada dasarnya, semua software program yang pernah kamu temui dan bahkan software yang kamu gunakan sekarang punya resiko error.
Sebagai programmer, mereka memiliki tanggung jawab untuk menangani “kecacatan” itu secepat, se-efektif, dan se-efisien mungkin agar sebuah aplikasi dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun, masih saja ada pertanyaan-pertanyaan yang paling sering dipertanyakan banyak orang, khususnya programmer pemula dan para software tester, apa sih bug itu?
Mengapa sebuah software memilikinya? Dan bagaimana cara menghilangkanya? Pada artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sederhana dan singkat.
Apa yang Dimaksud Dengan Bug?
Dengan adanya apa itu bug membuat program mengeluarkan output yang salah atau tidak sesuai atau bahkan tidak diinginkan oleh pengguna sebuah software.
Contoh sederhananya pada kalkulator. Saat kamu menjumlahkan angka 1 dan 2, maka hasil yang seharusnya hasil yang ditampilkan adalah 3 bukan?
Nah, kalkulator yang memiliki bug akan mengeluarkan penjumlahan angka yang salah, misalnya saja hasilnya menjadi 4.
Bug pada program komputer adalah suatu kecacatan atau kegagalan operasi sistem perangkat lunak.
Mengapa Sebuah Software Mempunyai Bug?
Pada dasarnya, setiap aplikasi perangkat lunak (software) yang ada di dunia ini telah melewati beberapa siklus pengujian sebelum dirilis ke pengguna akhir.
Tim pengujian menguji aplikasi menggunakan serangkaian kasus uji yang ditulis berdasarkan persyaratan yang telah dibuat sebelumnya.
Saat menjalankan uji kasus, jika penguji menemukan hasil yang tidak terduga, mereka menandainya sebagai bug dan melaporkanya kepada programmer untuk memperbaikinya.
Selanjutnya, yang menjadi pertanyaannya adalah, “apa penyebab kemunculan error pada software komputer?”. Berikut penjelasan singkatnya dibawah ini:
Kesalahan Programmer
Kesalahan application yang tidak sengaja dibuat oleh programmer itu sendiri saat coding aplikasi.
Keberadaan apa itu bug bisa disebabkan oleh kesalahan logis, kesalahan penulisan sintak, kesalahan semantik, dan kurangnya unit testing dan debugging.
Kompleksitas Perangkat Lunak
Kompleksitas aplikasi perangkat lunak saat ini bisa menjadi rintangan bagi programmer yang tidak memiliki pengalaman dalam pengembangan software modern.
Antarmuka tipe Windows, Client-Server, Aplikasi Terdistribusi, Komunikasi Data, dan foundation statistics relasional yang sangat besar semuanya berkontribusi pada pertumbuhan eksponensial dalam kompleksitas perangkat lunak atau sistem.
Miskomunikasi Antar Pihak Berwenang
Sering adanya perubahan dalam persyaratan pengembangan program sehingga menyebabkan miskomunikasi di antara klien, business analysts, programmer dan penguji.
Mengubah Persyaratan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, customer yang berperan sebagai stakeholder mungkin tidak memahami efek dari perubahan rencana pengembangan produk.
Misalnya mendesain ulang dan menjadwal ulang jobdesk programmer sehingga program yang sudah selesai mungkin harus dibuat ulang atau bahkan dibuang.
Dalam kasus ini, para developer dan programmer harus memahami risiko yang dihasilkan dan ahli QA & testing harus merencanakan strategi pengujian ekstensif berkelanjutan untuk menjaga program dari apa itu bug tidak lepas kendali.
Keterbatasan Waktu Pengujian
Kurangnya pengujian karena waktu pengembangan produk yang terbatas atau tidak memiliki penguji yang handal untuk menguji aplikasi secara menyeluruh dapat menjadi masalah selanjutnya yang menghalangi pendeteksian apa itu bug berupa masalah dan cacat.
Dokumentasi Pengembangan yang Buruk
Keadaan semakin buruk ketika programmer baru yang mengerjakan kode program sehingga mereka mungkin akan bingung karena kerumitan program dan kode yang tidak ter-dokumentasi dengan baik.
Hasil akhirnya, sulit untuk memelihara dan me-modifikasi kode application yang ditulis atau di dokumentasikan dengan buruk yang hasilnya kini kita tahu dari apa itu bug dari sebuah software.
Bagaimana Cara Menghilangkan Bug?
Perlu kamu ketahui lebih dalam dari apa itu bug bahwa kecacatan dalam software komputer memiliki siklus hidup.
Pertama, saat sumber error sistem ditemukan, bug tersebut berada dalam popularity ‘new’. Lalu saat dilaporkan ke programmer, statusnya menjadi ‘assigned’.
Disaat programmer bekerja untuk memperbaikinya, statusnya dalam keadaan ‘open’. Jika masalah telah diperbaiki, itu ditandai sebagai ‘fixed’.
Setelah itu penguji mulai menguji aplikasi lagi untuk memeriksa apakah masalah tetap ada. Selama waktu ini error pada software dalam status ‘test’.
Jika masalah tidak lagi berlanjut, penguji menandainya sebagai ‘verified’ dan kemudian berstatus ‘closed’ jika sudah dikonfirmasi.
Jika masalah berlanjut, maka software dipindahkan ke reputation ‘re-opened’.
Selanjutnya, agar programmer bisa melakukan semua siklus tadi dengan mudah dan lancar, berikut ini rangkuman beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan error. Silahkan disimak!
Jangan Asal Memperbaiki Error
Jika kamu menemukan potensi error, jangan langsung buru-buru menghilangkannya. Atau malah kamu akan menambahkan dampak buruk error pada programmu.
Terlebih apabila kamu menemukan error tertentu yang hanya memengaruhi sebagian kecil fungsi program, cara ini bisa kamu gunakan.
Dalam alur kerja pengembangan program yang sehat, dengan kamu mengetahui apa itu bug, kamu harus memprioritaskan bug dari area pengembangan lainnya.
Misalnya upaya mengembangkan fitur baru, arsitektur program, dan pekerjaan infrastruktur.
Gunakan Issue Tracker
Sejatinya kamu tidak bisa memperbaiki error yang tidak kamu ketahui asal-usulnya.
Oleh karena itu, issue tracker adalah bagian penting dari toolbox untuk merekam dan menyelesaikan apa itu bug sendiri.
Issue tracker dapat digunakan untuk menyimpan daftar error saat ini, memprioritaskan nya, merekam informasi, dan mengkomunikasikan status kembali ke staf pendukung seperti programmer atau pengguna.
Kamu bisa gunakan issue tracker milik GitHub dan GitLab.
Mengumpulkan Semua Informasi Error
Kamu bisa melakukan tahapan ini dengan membuat laporan tentang apa itu bug issue. Laporan bug yang dibuat dengan baik harus memiliki struktur berikut:
- Langkah-langkah mereproduksi program
- Fungsi program yang diharapkan
- Fungsi yang sebenarnya terjadi
- Konfigurasi sistem yang digunakan untuk membantu menghilangkan error
Catatan: Langkah-langkah untuk mereproduksi harus sedetail dan sespesifik mungkin. Programmer harus menyertakan konteks yang relevan, misalnya jenis file yang dimuat dalam perangkat lunak pada saat itu atau status lainnya.
Buatlah Asumsi Atau Kemungkinan Jawaban
Setelah kamu memiliki laporan bug yang solid lengkap dengan informasi tentang konteks seputar apa itu bug, ada baiknya untuk menuliskan beberapa asumsi (faktor-faktor sebagai prasyarat masalah) dan teori awal (memungkinkan mengeksplorasi error pada program).
Mulai Perbaiki Error
Cara yang baik untuk mulai mempersempit masalah dan mulai memperbaiki bug adalah mulai dengan menghilangkan error yang terlihat jelas sehingga akan mudah diuji.
Namun, tahapan yang buruk dalam memperbaiki apa itu bug akan membuat programmer bisa menghabiskan banyak waktu untuk menempuh jalan yang salah.
Oleh sebab itu, kamu bisa gunakan perangkat berikut ini:
- Debugger. Debugger adalah tools yang sangat berharga dalam perangkat pengembang yang dapat menghemat banyak waktu programmer untuk memperbaiki program. Kebanyakan IDE seperti Xcode, Visual Studio, IntelliJ memiliki debugger bawaan, tetapi jika kamu lebih suka menggunakan text editor, kamu bisa gunakan debugger GDB (GNI Project Debugger). Sedangkan dalam pengembangan web, sebagian besar browser sudah memiliki debugger bawaan.
- Buatlah Program Cadangan Untuk Pengujian. Dalam program yang besar dan kompleks, programmer cenderung memiliki banyak hal yang mempengaruhi status program. Oleh karena itu pendekatan alternatif untuk debugging adalah dengan membuat program cadangan untuk pengujian kecil yang dapat mereproduksi bug yang kita alami. Hal ini dapat dilakukan dengan menyalin kode yang relevan dari aplikasi utama ke aplikasi pengujian yang baru dan kemudian menyalin potongan kode yang relevan untuk selanjutnya diperiksa apakah masih ada error.
Periksa Ulang Arsitektur Program
Selain memperbaiki setiap error secara individual, kamu bisa memeriksa kembali alur kerja atau arsitektur program dan mencari solusi keseluruhan yang lebih baik.
Walaupun cara ini sedikit berisiko karena tidak membuat kamu bisa memperbaiki error dengan cepat.
Arsitektur dasar pada program yang lebih solid memungkinkan adanya lebih sedikit error dan dapat membuat pengembangan fitur program lebih cepat dan mudah.
Kesimpulan
Demikian penjelasan singkat mengenai bug, semoga kamu bisa mengatasi sebuah program yang error karena disebabkan oleh error dengan menerapkan beberapa cara terbaik di setiap tahapan proses perangkat lunak atau web development.
Walaupun tidak semua error akan hilang 100% dari program.
Software kamu ada bug, Hadapi Saja!
Demikianlah ulasan mengenai Bug: Penyebab dan Solusinya, semoga dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
#Sumber: Domainesia
Post a Comment